Renungan

Hak Untuk Marah

Ayat : Yes. 60-62; Yoh. 1

Psikolog berpendapat, "Saat anak-anakmu membuatmu marah, hadapilah." Semburan kemarahan menandakan bahwa anda "normal", menurut pendapat para ahli. Walaupun demikian, kita tetap harus menuruti Firman Tuhan agar kita dapat mengetahui bagaimana cara mengendalikan kemarahan. "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa." (Efesus 4:26a).
Masalah ini cukup sulit bagi orang tua, bahkan yang berpengalaman sekalipun. Bagaimana cara menghadapi masalah ini? Salah satu caranya adalah dengan menyadari, "Apakah saya marah pada Johnny, atau pada apa yang telah diperbuat Johnny?" Kitab Suci menyimpulkan bahwa kemarahan bukanlah dosa. Tuhan kita yang tak berdosa pun berhak untuk marah. Yesus marah pada dosa. Dia tidak "berdosa dalam marah."
Jika kita dapat berpikir obyektif memisahkan maksud kemarahan dari emosi kita, atau anakanak dari kelakuannya, maka kita berhak untuk marah. Jika kita jujur, kita mungkin menyadari bahwa beberapa kemarahan ditujukan pada din kita sendiri. Contohnya, seorang ibu membawa putri kecilnya mengunjungi seseorang. Di sana putri kecil itu "bertingkah". Dan harga din sang ibu terluka. Dia memukul putrinya dengan marah. Apakah anda setuju bahwa sebenarnya sang ibu marah pada dirinya sendiri?
Sadarilah kesalahan ini, orang tua Kristen pasti dapat mengakuinya dengan baik pada Tuhan maupun pada anaknya. Tidak ada yang dapat meredakan seorang anak selain kenyataan bahwa orang dewasa pun perlu berdoa dan berkata, "... dan bentuklah saya menjadi orang tua yang baik."

Edisi - 23 Feb 2020

download

Edisi - 16 Feb 2020

download

Shallom

Kami sangat senang dengan kunjungan Saudara/i dan berdoa agar Saudara/i menerima berkat Tuhan Yesus yang melimpah melalui website ini.

Mari bergabung bersama dalam Ibadah kami yang disertai dengan doa, pujian, dan penyembahan, biarlah Firman Tuhan Yesus menjamah dan memberkati kehidupan Saudara/i.